Usia 43: Menjaga Sehat Sebelum Terlambat

Saya sekarang berusia 43 tahun. Jujur, ada banyak kekhawatiran yang mulai menghantui. Selama bertahun-tahun, saya terbiasa begadangmerokok, dan menenggak kopi hampir setiap hari. Olahraga? Hampir tidak pernah masuk dalam rutinitas.

Dulu, saya merasa masih kuat. Tidur larut, bangun pagi, kerja terus tanpa banyak pikir panjang. Tapi seiring bertambahnya usia, tubuh mulai memberi peringatan: mudah lelah, cepat pusing, jantung berdebar tanpa sebab. Semua itu membuat saya bertanya-tanya: Apakah saya sedang menuju ke arah penyakit serius?


Waktu Tidak Bisa Dibeli

Di usia 43, saya semakin sadar bahwa waktu benar-benar tidak bisa diputar ulang. Kalau kesehatan rusak, tidak ada uang yang cukup untuk membeli kembali tubuh yang fit. Bayangkan: apa gunanya kerja keras bertahun-tahun kalau akhirnya semua habis untuk biaya rumah sakit?

Lebih dari itu, ada rasa takut yang lebih dalam: bagaimana kalau di usia yang seharusnya masih produktif, saya justru lumpuh oleh penyakit? Bagaimana dengan keluarga yang masih butuh saya? Bagaimana dengan mimpi dan karya yang belum selesai?


Hidup dengan Ketakutan yang Nyata

Saya tidak ingin menakut-nakuti orang lain, tapi kenyataan memang menyeramkan:

  • Hipertensi, jantung, atau stroke bisa datang diam-diam.
  • Gaya hidup buruk seringkali tidak terasa di awal, tapi “menabung” penyakit untuk masa depan.
  • Banyak orang seusia saya yang tiba-tiba tumbang, padahal sebelumnya terlihat baik-baik saja.

Ketakutan ini nyata. Dan saya tahu, saya tidak sendirian. Banyak dari kita yang masih muda-muda merasa “kuat”, lalu menunda hidup sehat.


Saatnya Berubah

Saya tidak mau menunggu sampai semuanya terlambat. Saya mulai belajar pelan-pelan:

  • Mengurangi rokok, kopi, dan begadang.
  • Belajar tidur cukup.
  • Memaksa diri untuk bergerak, meskipun sekadar jalan kaki.
  • Mencoba mengatur stres dengan menulis atau refleksi.

Saya tahu perubahan tidak bisa instan. Tapi setiap langkah kecil adalah investasi besar untuk masa depan.


Penutup

Di usia 43 ini, saya menulis dengan harapan: semoga generasi setelah saya tidak mengulangi kesalahan yang sama. Jangan menunggu sakit dulu baru sadar pentingnya menjaga kesehatan. Hidup sehat itu bukan sekadar pilihan pribadi, tapi juga tanggung jawab untuk orang-orang yang kita cintai.

Menunda menjaga kesehatan sama dengan mempercepat penyesalan.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Scroll to Top